(Lampung) Operator tol Bakauheni – Terbanggi Besar (Bakter) PT Hakaaston (HKA), melakukan uji coba pembuatan marka jalan dengan menggunakan bahan turunan getah pinus (gondorukem) dan produk samping biodiesel sawit (gliserol). Pengembangan Inovasi ini merupakan kerjasama antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Perum Kehutanan Negara (Perhutani) dengan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Hakaaston (HKA) dalam pengaplikasian di Lapangan.
Uji coba pemanfaatan Gondorukem dan Gliserol dilakukan pada marka garis tepi atau garis putih sepanjang 1.000 meter, tepatnya di KM 125+200 hingga KM 126+200 pada jalur B ruas tol Bakter, Selasa (10/09/2024). Hadir dalam ujicoba tersebut Ahli Pemasaran dan Riset Pengembangan HKA Ade Rintoro, Project Manager HKA Ruas Bakter Radiano Muhammad, dosen peneliti ITB Aqhsa, S.T, M.Sc, GM Perhutani KBM IHHBK Jawa Tengah Dani Setyo Nugroho, Ph.D, Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII) Prof. Didiek Hadjar Goenadi, Komite Litbang BPDPKS Prof. Udin Hasanudin dan Direktur Utama PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll Ir. I Wayan Mandia.
Dalam keterangannya, Ade Rintoro mengatakan, salah satu tujuan utama pemanfaatan gondorukem dan gliserol untuk marka jalan ini adalah untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) perusahaan, kedua senyawa organik tersebut berasal dari perkebunan Indonesia.
“Uji coba pengecatan marka jalan menggunakan bahan gondorukem dan gliserol ini merupakan yang pertama kali dilakukan baik di ruas tol maupun jalan umum. Komposisi kedua bahan tersebut berbasis bahan nabati, sehingga dapat dikatakan bersifat biodegradable atau lebih ramah lingkungan, tidak seperti bahan marka jalan yang selama ini diimpor dan berbasis fosil” ujar Ade.
Senada dengan Ade Rintoro, Ketua Umum AII Prof. Ir. Didiek Hadjar Goenadi mengatakan, bahwa bahan gondorukem dan gliserol yang berasal dari bahan nabati pohon pinus dan pohon kelapa sawit, merupakan hasil penelitian dari ITB dan Perhutani yang di danai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDKS) melalui hasil Grand Riset Sawit (GRS) tahun 2022 yang di seleksi oleh AII.
“AII menjembatani hasil penelitian (invensi) dari para peneliti untuk dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha, dalam hal ini adalah HKA. Bahan gondorukem dan gliserol diharapkan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik khususnya dalam daya tahan (durability) marka terhadap cuaca dan keausan”
Sementara itu, Ade Rintoro menambahkan, ujicoba pembuatan marka jalan menggunakan gondorukem dan gliserol di HKA merupakan pengimplementasian Environtment, Social & Governance (ESG).
“HKA saat ini mengoperasikan 14 ruas tol dengan panjang 754 km dan 16 rest area baik di JTTS maupun di pulau Jawa, oleh karena itu jika hasil ujicoba diruas bakter ini mendapatkan hasil yang baik dan dapat memberikan efisiensi, kami akan menggunakannya untuk kebutuhan marka jalan seluruh ruas operasional HKA, dimana setiap 2 tahun perlu penggantian marka jalan.” tutup Ade.